Jumat, 08 Maret 2013

PENILAIAN KORBAN

PENILAIAN KORBAN (BAG 1 )

Ketika anda hendak memberikan pertolongan pertama pada korban, maka hal terpenting yang harus anda lakukan terlebih dahulu adalah dengan melakukan PENILAIAN baik terhadap keadaan korban maupun situasi dan kondisi secara keseluruhan.

Penilaian ini harus dilakukan dengan baik dan tepat sehingga penatalaksanaan korban dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga tidak ada satu hal pun yang terlewatkan. Penatalaksanaan korban bergantung pada kesimpulan penilaian penolong apakah korban ini tergolong suatu kasus Ruda Paksa (trauma, cedera) atau Penyakit (medis).

Adapun tindakan penilaian ini dilakukan dalam beberapa langkah yaitu:
A. Penilaian Keadaan
B. Penilaian Dini
C. Pemeriksaan Fisik
D. Riwayat Korban
E. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
F. Pelaporan

A. PENILAIAN KEADAAN.
Ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang dihadapi, faktor pendukung dan hambatan ketika sedang melakukan pertolongan pertama. Hal ini juga diperlukan untuk menilai bahaya lain yang dapat terjadi terhadap korban, penolong atau orang-orang disekitar tempat kejadian.

Tahap yang dilakukan pada penilaian keadaan ini adalah penolong harus mengamankan lokasi, penderita, penolong dan timnya serta orang-orang yang ada disekitar. Kemudian penolong harus memperkenalkan dirinya dan tim (jika dalam sebuah tim) baik kepada korban (jika sadar) dan kepada orang-orang disekitar lokasi. Tahap selanjutnya adalah penolong harus menentukan bantuan apa yang diperlukan jika dianggap perlu dan memungkinkan.

Pada Penilaian keadaan ini ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu penolong melakukan analisa, yaitu:
a. Bagaimana kondisi saat itu?
b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
c. Bagaimana mengatasinya?

Informasi lain yang langsung dapat diperoleh dalam penilaian keadaan ini adalah:
1. Kejadian itu sendiri.
2. Korban (bila sadar)
3. Keluarga atau saksi
4. Mekanisme Kejadian
5. Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas
6. Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit


Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/penilaian-korban-bag-1.html#ixzz2MwuESGw0

PEDOMAN PMR

BAB III
ORGANISASI PMR

A. Organisasi PMR di Sekolah
  1. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh TP PMI
  2. Di Lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, Pembinaan PMR dilaksanakan oleh Bidang SDM/PMR/Diklat
  3. PMR di sekolah disebut Kelompok PMR yang beranggotakan minimal 10 orang
  4. Kegiatan PMR disekolah merupakan bagian dari kegiatan ekstra kulikuler dibawah pembinaan wakil kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
  5. Struktur Organisasi PMR Di Sekolah: Kelompok PMR disekolah secara struktural mempunyai struktur sendiri sebagai kelompok PMR, dan dalam kegiatannya secara fungsional termasuk seksi Kesegaran Jasmani dan Daya Kreasi OSIS
  6. Susunan Pengurus PMR di sekolah :
1) Pelindung adalah TP PMI Kota/ Kabupaten
2) Penanggung jawab adalah Kepala Sekolah
3) Pembina PMR
4) Pelatih PMI
5) Pengurus harian PMR terdiri dari siswa-siswi yang telah menjadi anggota PMR
Dengan masa bakti minimal 1 tahun, terdiri dari :
a) Seorang Ketua
b) Seorang wakil ketua
c) Seorang sekretaris
d) Seorang bendahara
e) Unit-unit :
(1) Bakti Masyarakat
(2) Keterampilan, kebersihan, dan kesehatan
(3) Persahabatan
(4) Umum
B. Organisasi PMR di Luar Sekolah
  1. Nama kelompok PMR disesuaikan dengan nama desa/ kecamatan/ instansi tempat kelompok PMR tersebut dibentuk, atau sebutan lain yang dapat meningkatkan pembinaan PMR
  2. Anggotanya terdiri dari anggota remaja PMI yang berbasis masyarakat
  3. Penanggung jawab adalah Kepala Desa/ Kecamatan/ Instansi/ Organisasi
  4. Struktur organisasi PMR luar sekolah, terlampir
C. PERAN MASING-MASING PIHAK
 
1. PMI Pusat yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR 
  • Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PMR (perekrutan, pelatihan, pengembangan individu, pengembangan organisasi , Tri Bhakti PMR, pelaporan, monitoring, dan evaluasi)
  • Mengeluarkan buku panduan pembinaan, kurikulum standart pelatihan anggota dan Pembina PMR, dan modul
  • Memfasilitasi PMI Daerah melaksanakan kebijakan, buku panduan, kurikulum, dan modul
  • Memfasilitasi/menyelenggarakan pelatihan, pengembangan kegiatan, dan pengembangan kapasitas individu untuk tingkat nasional maupun internasional
  • Menyelenggarakan kegiatan nasional, misal Jumbara Nasional
  • Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
  • Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Pusat ( TP PMI, Diknas, Depkes, Depag, Organisasi Non Pemerintah ) untuk pengembangan pembinaan PMR
  • Menyediakan informasi terkait dengan pengembangan pembinaan PMR, dan meneruskan informasi tersebut kepada PMI Daerah
2. PMI Daerah yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
  • Menerapkan kebijakan tentang pembinaan PMR
  • Memfasilitasi PMI Cabang dalam melaksanakan kebiajakan, buku panduan, kurikulum,dan modul
  • Memfasilitasi/menyelenggarakan pelatihan, pengembangan kegiatan, dan pengembangan kapasitas untuk tingkat daerah
  • Menyelenggarakan kegiatan tingkat PMI Daerah, misal : Jumbara Daerah
  • Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
  • Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Propinsi (Tp PMI, Diknas, Depkes, Depag, Organisasi Non Pemerintah) untuk pengembangan pembinaan PMR
  • Menyediakan informasi terkait dengan pengembangan pembinaan PMR, dan meneruskan informasi tersebut kepada PMI Cabang
  • Memfasilitasi PMI Cabang dalam menerapkan informasi tentang pembinaan PMR
3. PMI Cabang yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
  • Menerapkan kebijakan tentang pembinaan PMR
  • Memfasilitasi kelompok PMI melaksanakan kebijakan, buku panduan, kurikulum, dan modul
  • Memfasilitasi pelatihan, pengembangan kegiatan, dan pengembangan kapasitas untuk  tingkat cabang dan kelompok PMR
  • Menyelenggarakan kegiatan tingkat PMI Daerah, misal : Orientasi Pembina PMR, pelatihan gabungan anggota PMR, Jumbara Cabang
  • Menugaskan pelatih PMI untuk melatih kelompok PMR
  • Melibatkan Pembina PMR dalam proses pengambilan keputusan, khususnya terkait pembinaan PMR, baik dalam forum rapat, musyawarah kerja tahunan, maupun musyawarah tahunan
  • Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
  • Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Kota/Kabupaten (TP PMI, Diknas, Depag, Depag, organisasi non pemerintah) untuk pengembangan pembinaan PMR
  • Menyediakan informasi terkait pengembangan pembinaan PMR serta meneruskan informasi tersebut kepada kelompok PMR
  • Memfasilitasi Kelompok PMR dalam menerapkan informasi tentang pembinaan PMR
4. Penanggung jawab PMR
  • Bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan PMR
  • Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dikelompok PMR
  • Bersama dengan PMI Cabang mengatur, memonitor, dan mengevaluasi tugas Pembina PMR, dan Pelatih PMI di kelompok PMR tersebut
  • Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
  • Berkoordinasi dengan pihak terkait ditingkat Kota/ Kabupaten/ Kecamatan
5. Pembina PMR
  • Melaksanakan pembinaan PMR dikelompok PMR masing-masing
  • Mengembangkan kegitan kepalangmerahan, antara lain melakukan sosialisasi dan advokasi ke sekolah/ lembaga, memfasilitasi pembentukan kelompok PMR baru, meningkatkan jaringan komunikasi dan koordinasi antar Pembina PMR baik sekolah atau lembaga
  • Membantu PMI Cabang memfasilitasi pembentukan kelompok PMR baru
  • Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara kelompok PMR dan PMI Cabang
  • Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait pelaksanaan standarisasi pelatihan PMR, kualitas pelatih, perkembangan metode dan media pelatihan
  • Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
6. Instansi terkait
  • Mendukung upaya pembinaan PMR, sesuai 7 Prinsip Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
  • Memfasilitasi penyediaan kebutuhan kegiatan operasional PMR
D. SUMBER DANA
PMI Daerah, PMI Cabang, Sekolah/ lembaga kelompok PMR, dan instansi lain yang tidak mengikat Sumber dana pembinaan dan pengembangan PMR dapat berasal dari PMI Pusat.

Ingat Dosa! Biasakan mencantumkan link sumber jika kita mengutip artikel dari karya orang lain dan silahkan join this site apabila anda memang memahami sebuah kata menghargai dan menghormati http://pmr-smabhatig.blogspot.com/2012/04/pedoman-utama-pmr-bab-iii-organisasi.html#ixzz2MwsnIJN6

KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH (KIPM)

Organisasi

BADAN TERTINGGI ORGANISASI :
Badan tertinggi penentuan kebijaksanaan adalah disebut General Assembly Board of Gevernors”. General Assembly atau sidang umum dihadiri oleh wakil-wakil dari semua anggota federasi dan bersidang tiap 2 tahun, Presiden Federasi dipilih tiap 4 tahun. Jika General Assembly tidak besidang, maka kebijakan tertinggi dilaksanakan oleh “Executive yang aggotanya terdiri dari 16 Perhimpunan Nasional (dipilih berdasarkan letak goegrafis), Presiden dan Sekjen Federasi.
3. PRINSIP – PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
Semua kegiatan kemanusiaan dilandasi oleh 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Ketujuh prinsip ini disahkan dalam Konferensi Internasional Palang Merah ke XX di Wina tahun 1965. Ketujuh prinsip ini juga disahkan dalam Munas XIV Palang Merah Indonesia di Jakarta pada tahun 1986.
1. KEMANUSIAAN ( Humanity )
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberikan pertolongan tanpa membedakan korban terluka di dalam pertempuran, berupaya dalam kemampuan bangsa dan antar bangsa, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
2. KESAMAAN ( Impartiality )
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama/kepercayaan tingkatan atau pandangan politik. Tujuannya semata – mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.
3. KENETRALAN ( Neutrality )
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau idiologi.
4. KEMANDIRIAN (Independence
)
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional disamping membantu Pemerintahannya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sesuai dengan prinsip – prinsip gerakan ini.
5. KESUKARELAAN ( Voluntary Service )
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
  1. KESATUAN ( Unity )
Didalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
7. KESEMESTAAN ( Universality )
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.
KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH (KIPM)
FEDERASI INTERNASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
PERHIMPUNAN PALANG MARAH dan BULAN SABIT MERAH NASIONAL
Internasional Committee of the Red Cross (ICRC)
§ Markas Besar di Jenewa, anggota dewan ekskutifnya maksimal 25 orang warga negara Swiss.
§ TUJUAN :
Menjadi perantara NETRAL mengenai hal kemanusiaan dalam pertikaian politik, perang saudara dan kerusuhan dalam negeri.
§ TUGAS
Memberikan perlindungan kepada korban militer maupun sipil sebagai akibat konflik bersenjata, gangguan dan ketegangan dalam negeri.
Petugas KIPM mengunjungi tawanan perang/tawanan politik untukberdialog tanpa saksi sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata tentang kondisi penahanan juga membantu menyampaikan berita keluarga. Laporan tersebut bersifat rahasia.
§ Memberikan bantuan (sandang, pangan medis dan sanitasi) kepada korban konflik bersenjata tersebut.
§ Melakukan pencarian pada saat terjadi konflik bersenjata maupun sesudahnya. Mencari berita sampai mempersatukan keluarga yang terpisah akibat perang.
§ Melakukan PENYEBARLUASAN HPI dan prinsip – prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dengan tujuan menganjurkan penghormatan bagi kelompok non-kombatan (tentara yang luka, tawanan serta warga sipil). Disamping membatasi kekejaman, pengrusakan dan mempermudah bantuan yang segera, netral serta tidak memihak kepada para korban konflik bersenjata.
§ Dana, sumbangan sukarela dari pemerintah dan Perhimpunan Nasional.
International Federation of the Red Cross and Red Crescent society.
§ Markas Besar di Jenewa. Secretariat Federasi dipimpin oleh Sekjen mempunyai pegawai yang terdiri dari bermacam – macam bangsa.
§ Tujuan :
Mencegah dan meringankan penderitaan manusia melalui kegiatan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah nasional yang merupakan sumbangan untuk perdamaian.
§ Tugas :
1. Menggiatkan PEMBENTUKAN dan pengembangan PERHIMPUNAN NASIONAL di seluruh dunia. Federasi juga bertindak sebagai perantara, koordinator antara Perhimpunan Palang Merah Internasional.
2. Memberikan saran dan membantu Perhimpunan Nasional dalam meningkatkan, mengkoordinasi BANTUAN Internasional untuk KORBAN BENCANA ALAM dan PARA PENGUNGSI di luar daerah pertikaian, seringkali dengan melancarkan permintaan bantuan ke seluruh dunia.
3. Mengembangkan pembentukan rencana KESIAPSIAGAAN NASIONAL terhadaP BENCANA ALAM.
4. Menggiatkan dan mengkoordinasi pertukaran gagasan kemanusiaan bagi pendidikan anak dan remaja diantara Perhimpunan Nasional demi membina hubungan baik antara remaja di seluruh dunia.
5. Membantu ICRC menyebarluaskan HPI dan PRINSIP – PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH dan BULAN SABIT MERAH.
§ Dana, iuran tahunan dari anggota dan sumbangan sukarela untuk bantuan dan pengembangan.
Perhimpunan Nasional harus mendapat pengakuan dari KIPM, baru sah menjadi anggota federasi. Juga harus diakui oleh Pemerintahannya sebagai Perhimpunan penolong yang bersifat sukarela dan turut membantu Pemerintah. Sampai tahun 1992 anggota federasi ada 153 negara, PMI termasuk anggota ke-68.
§ Tugas :
Beraneka ragam tergantung kebutuhan negara yang bersangkutan, antara lain :
1. Memberikan bantuan darurat
2. Pelayanan kesehatan
3. Bantuan sosial bagi perorangan maupun kelompok
4. Latihan P3K
5. Melatih tenaga perawat
6. Transfusi darah
7. Pembinaan remaja
8. Di masa perang, membantu tawanan, pengungsi dan kaum interniran.

KEPEMIMPINAN ORGANISASI PMR

Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN

Pendahuluan
Dalam setiap kelompok, group atau organisasi, kepemimpinan merupakan  salah satu factor yang penting. Kepemimpinan yang ada akan mempengaruhi kelompok di dalam mencapai tujuan. Cara seseorang memimpin dapat membawa kelompok atau organisasi tersebut ke arah keberhasilan atau ketidakberhasilandalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

          Beberapa pengertian dalam kepemimpinan :

1.     Pemimpin adalah seorang yang dapat  mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.
2.     Ketua adalah seorang yang dituaikan dalam kelompok untuk mewakili dan bertanggungjawab atas kelompoknya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.     Kepala adalah seorang yang mengepalai suatu kelompok atau unit untuk memimpin kelompok/unit mencapai tujuan.
4.     Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

          Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka kepemimpinan berkaitan dengan :

1.     Keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegaitan mencapai tujuan.
2.     Terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain bersedia digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai tujuan.
3.     Adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya, baik tenaga, dana, waktu dan lain sebagainya.

          Melihat pada hal – hal diatas, maka dapat dikatakan hakekat kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1.     Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang dikehendakinya.
2.     Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki, membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, dan bahkan sanggup berkorban.
3.     Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik dalam organisasi formal maupun informal.
4.     Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh terhadap sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran, pandangan, sikap, kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam organisasi formal merupakan suatu proses yang terus menerus, yang membuat semua anggota organisasi giat dan berusaha memahami dan mencapai tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
5.     Kepemimpinan adalah suatu bentu persuasi, suatu seni membina sekelompok orang melalui ”human relation” dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa rasa takut mereka mau bekerja sama, memahami dan mencapai tujuan organisasi.

6.     Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrument untuk membuat sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya, mentaai segala sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mempelopori, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan lain sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik, bila seorang pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah :

1.     Fungsi perencanaan ; seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan diri sendiri selaku penanggungjawab tercapainya tujuan organisasi.
2.     Fungsi memandang ke depan ; seorang pemimpin  yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala kemungkinan.
3.     Fungsi pengembangan loyalitas ; pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rencdah dan menengah dalam organisasi.
4.     Fungsi pengawasan ; pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
5.     Fungsi mengambil keputusan ; pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang tidak berani mengambil keputusan.
6.     Fungsi pemeliharaan ; fungsi ini mengupayakan kepuasan bathin bagi pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk kelangsungannya.
       Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi. Pemimpin juga perlu memberikan penghargaan, pujian, hadiah dan semacamnya kepada anak buah yang berprestasi, untuk menjalankan fungsi ini.
7.     Fungsi menjalankan tugas ; pemimpin harus konsisten menjalankan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tipe kepemimpinan:

·         Kepemimpinan diktatoris ; Memimpin dengan cara menggertak, menguasai.
·         Kepemimpinan otokratis ; Pemusatan otoritas dan pengambilan keputusan pada pimpnan.
·         Kepemimpinan demokratis ; Berdasarkan pada desentralisasi kekuasaan dan pengambilan keputusan.
·         Kepemimpinan laisez-faire ; Membiarkan kelompoknya menetapkan tujuan dan keputusannya

Tipe yang manakah kita?
Apakah kita boleh memilih tipe kepemimpinan?

Untuk mengembangkan atau memilih tipe kepemimpinan yang efektif, maka pahamilah bagaimana orang lain memandang gaya kepemimpinan kita sekarang. Bertanyalah pada orang-orang yang pernah bekerja sama dengan kita, bagaimana tindakan kita sebagai seorang pemimpin. 

Apakah kita dapat menjadi pemimpin yang baik?

Setiap orang dapat menjadi pemimpin yang baik. Hanya diperlukan sedikit kegigihan untuk belajar. Yang pasti kita harus mempunyai rasa percaya diri dan memberikan komitmen untuk membuat perubahan untuk pengembangan organisasi. Tidak harus menunggu kita ditugaskan memimpin program yang besar. Bahkan projek atau kegiatan kecilpun dapat menjadi sarana untuk belajar menjadi pemimpin yang baik, misalnya ketika menjadi koordinator kegiatan bulanan pelayanan perawatan keluarga di panti jompo, memimpin rapat, menjadi pelatih, menjadi koordinator buletin PMI.

Seorang pemimpin adalah orang yang memberi inspirasi, membujuk, mempengaruhi, dan memotivasi orang lain
 



  

KOMUNIKASI



Komunikasi akan efektif jika informasi telah diserap dan dipahami oleh pendengar yang ditargetkan

Siklus komunikasi

Apakah seorang pemimpin perlu mendengarkan???

Mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara karena dengan mendengarkan, kita berkomunikasi dengan lengkap untuk mencapai pemahaman yang sama

Tipe pendengar:
·         Apresiator ; Memperhatikan semua informasi dan berpikir mengenai butir yang dapat ditambahkan. Tipe ini sangat menikmati suasana interaktif, dan mungkin akan melewatkan hal penting jika mereka tidak benar-benar terlibat

·         Pemberi empati ; Mendengarkan semua hal, dan mencoba mengenali situasi yang pernah dialaminya, yang mendukung hal yang dikemukakan si pembicara. Tipe ini kadang tidak memahami isi komunikasi jika terlalu memperhatikan aspek lain dari komunikasi

·         Orang yang memahami (comprehender) ; Mengorganisasikan dan memahami pesan yang disampaikan dengan akal sehat. Suka menghubungkan antar pengalaman, serta berusaha menemukan dan memahami hubungan antar ide. Namun sering tidak menangkap semua pesan yang tidak diucapkan atau tersembunyi.

·         Orang yang membedakan (discerner) ; Menyerap semua informasi yang disampaikan. Ingin memperoleh informasi yang lengkap dan akurat, menetapkan pesan utama, dan memilah-milah apa yang dianggapnya rincian penting. Setiap potong informasi dengan seksama ditimbang dan diukur keakuratannya, keabsahan, dan isinya. Tipe ini akan kehilangan beberapa informasi penting jika semua informasi diproses.

·         Evaluator  ; Ingin mengetahui seberapa besar kecocokan informasi yang diberikan dengan gambaran kegiatan secara keseluruhan. Sering meragukan motif pembicara, dan akan menerima atau menolak pesan berdasarkan keyakinan pribadi. Akan membuat keputusan berdasarkan informasi yang disediakan.

Bagaimana relawan berkomunikasi???

·         Satukan semua tipe pendengar untuk benar-benar menerima pesan yang utuh.
·         Berkomunikasilah disemua tingkatan. Berbicara dan dengarkan ide-ide: pengurus, staf, antar relawan, masyarakat, organsasi lain
·         Memandang sesuatu dari sudut pandang baru
·         Berwawasan luas
·         Antusias
·         Tidak pernah membicarakan diri sendiri
·         Sangat ingin tahu untuk kemajuan organisasi
·         Mempunyai selera humor
·         Mempunyai gaya bicara sendiri






Menu motivasi:

J  Penguatan positif
Memberikan hadiah atau pujian akan efektif jika diikatkan pada keberhasilan melaksanakan kegiatan

J  Bergabung dalam tantangan
Memberi tantangan pada situasi baru dan berbeda akan menumbuhkan kreatifitas

J  Pemecahan masalah kreatif
Memberi kesempatan pada tim untuk memecahkan masalah secara kreatif akan memotivasi anggota tim menyelesaikan masalah dengan rasa tanggung jawab

J  Pelatihan/pembimbingan
Untuk membantu anggota tim menemukan kekuatan dan strategi yang mendukung tugas















Tim yang sukses
<  Tentukan tujuan tim
<  Komitmen
<  Kepercayaan
<  Berikan waktu bagi tim untuk berkembang
<  Rasa memiliki tim dan kegiatan
<  Tentukan ketrampilan yang dimiliki dan dibutuhkan
<  Saling memberikan dukungan, pengakuan, penghargaan terhadap keberhasilan, tapi beri bimbingan dan belajar dari kegagalan



Pertentangan kekuatan yang menimbulkan ketegangan disebut konflik. Terjadi ketika dua pihak atau lebih mencari tujuan, nilai yang saling bertentangan. Masing-masing pihak percaya bahwa apa yang diinginkannya tidak cocok dengan keinginan pihak lain.

Terlalu sedikit konflik mungkin membuat kita berpuas diri. Tetapi, konflik yang terus-menerus akan merusak, mengganggu konsentrasi, dan menghambat kemajuan
Konflik yang tidak perlu
P  Ketika individu mempunyai persepsi yang berbeda
P  Perasaan bermusuhan yang muncul secara tidak terduga
P  Perasaan negatif seperti gelisah, stress, atau marah
P  Komunikasi yang tidak jelas seperti salah pengertian, kurang informasi
P  Ketidaksepemahaman yang disebabkan oleh persepsi yang berbeda dan sikap seperti prasangka, menolak perubahan

Konflik yang dapat diselesaikan
Terjadi ketika sudut pandang dua individu didasarkan pada kebutuhan, sasaran, nilai-nilai, atau kepentingan yang berlawanann. Contohnya adalah ketika 2 orang relawan dari bidang yang berbeda (misal: distribusi bantuan dan pendataan) mempunyai pandangan yang berbeda mengenai sumber dari masalah. Masing-masing percaya bahwa pihak yang lain bertanggung jawab atas masalah tersebut.

Resep mengatasi konflik
Anjuran
Pantangan
§ Tunjukkan simpati
§ Mengabaikan perasaan atau keprihatinan pihak lain
§ Hadapi masalah sejak awal
§ Memelihara pertentangan dalam diri sendiri
§ Komunikasikan secara jelas, mendengarkan aktif
§ Berhenti berdebat hanya untuk menghindari pertentangan lebih lanjut
§ Terbukalah terhadap saran
§ Meremehkan
§ Cobalah untuk melakukan kompromi
§ Menyetujui sesuatu yang belum lengkap informasinya
§ Tetap tidak memihak
§ Memberikan saran tanpa diminta
§ Tahan godaan untuk tidak berdebat
§ Bersikap defensif atau menyerang balik
§ Perlakukan orang lain dengan hormat



Bukan pada jenis mana yang lebih baik, tetapi yang terpenting adalah mengenali gaya pengambilan keputusan yang diperlukan untuk setiap situasi. Beberapa pedoman untuk pengambilan keputusan:
·         Jika komitmen untuk melaksanakan keputusan itu adalah penting, maka lebih baik berkonsultasi dengan anggota tim sebelum mengambil keputusan
·         Ketika kreatifitas adalah hal penting untuk pemecahan masalah, maka lebih baik melibatkan orang-orang dari berbagai bidang keahlian, sehingga ide-ide kreatif dapat memberikan alternatif solusi yang bermanfaat
·         Secara umum, keputusan penting lebih baik diambil dengan pendekatan kelompok
·         Jika diperlukan keputusan strategis dan kebanyakan anggota kelompok tidak memahami garis besarnya, lebih baik menggunakan keputusan independen dari pemimpin. Ada baiknya mengumpulkan sedikit sudut pandang tetapi tidak mencari konsensus
·         Jika sebuah isu bersifat sangat politis dan sulit mencari sudut pandang yang netral dari anggota tim, pemimpin mungkin lebih baik mengambil keputusan sendiri
·         Ketika waktu sangat mendesak, biasanya lebih baik menggunakan keputusan sepihak. Jika diperlukan masukan dari orang lain, gunakan pengambilan keputusan partisipatif dengan batas waktu ketat, misal rapat 2 jam







Peran relawan PMI dalam kepemimpinan

Salah satu cara membangun kepemimpinan kita saat ini adalah menjadi sukarelawan. Ini adalah peluang yang baik sekali untuk mempertajam ketrampilan yang diperlukan sebagai seorang pemimpin, memperoleh ketrampilan baru, atau belajar lebih banyak mengenai masyarakat.

Relawan PMI dalam kepemimpinan kepalangmerahan

1.    Berikan komitmen
2.    Pimpin kegiatan/proyek/program lewat jalan sederhana
·         Bila belum ada sistem pendataan, tawarkan keahlian Anda untuk membuat sistem pendataan yang sederhana
·         Jika ruangan kantor suram dan berantakan, kerahkan kelompok kecil untuk mendesain ruangan
3.    Membangun jaringan kerja sama untuk pengembangan organisasi








DAPUR UMUM (DU)

Dapur Umum


PENGANTAR DAPUR UMUM



Pengertian Dapur Umum

Dapur Umum adalah Dapur Umum Lapangan yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia untuk menyediakan atau menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat

Penyelenggaraan Dapur Umum dilakukan apabila tidak memungkinkan bantuan mentah untuk korban bencana. Penyelenggaraan Dapur Umum untuk melayani kebutuhan makan para penderita / korban bencana bukan monopoli organisasi PMI, namun dapat diselenggarakan oleh siapa saja dan dapat menyelenggarakannya

Penyelenggaraan Dapur Umum yang diselenggarakan oleh PMI Cabang menjadi tanggungjawab Pengurus PMI Cabang, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh regu yang ditugaskan oleh Pengurus Cabang. Regu disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani.

Pembagian Tim Pengelola ( Regu – Kelompok – Sektor ) dalam pelaksanaan Dapur Umum yang disesuaikan dengan kebutuhaan dan jumlah sasaran penerima bantuan yang harus dilayani  :

   Regu  :
Satu regu yang menangani 1 unit dapur umum dengan kapasitas maksimal melayani 500 orang sekurang-kurangnya terdiri dari  :
  1. 1 orang Ketua Regu
  2. 1 orang Wakil Ketua Regu
  3. 1 orang Penanggungjawab Tata Usaha
  4. 1 orang Penanggungjawab Peralatan dan Perlengkapan
  5. 1 orang Penanggungjawab Memasak
  6. 1 orang Penanggungjawab Distribusi
  7. Beberapa orang tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat di daerah bencana dan sekitarnya

   Kelompok  :
Bila diperlukan lebih dari satu regu Dapur Umum sekaligus, maka regu – regu tersebut diberi nomor urut dan dihimpun dalam kelompok. Kelompok dipimpin oleh Ketua Kelompok dan jika perlu dibantu oleh seorang pembantu umum

   Sektor  :
Apabila masyarakat yang dilayani cukup besar jumlahnya dan terpencar di daerah yang cukup luas, maka kelompok-kelompok Dapur Umum tersebut dapat dihimpun dalam satu wilayah kerja yang disebut sektor. Sektor tersebut dipimpin oleh Ketua dan seorang pembantu umum

Pelaksanaan

Dalam menentukan lokasi agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Letak Dapur Umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau dikunjungi oleh korban
2.    Kebersihan lingkungan cukup memadai
3.    Aman dari bencana
4.    Dekat dengan transportasi umum
5.    Dekat dengan sumber air

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian :
1.    Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi
2.    Lokasi atau tempat pendistribusian yang aman dan mudah dicapai oleh korban
3.    Waktu pendistribusian yang konsisten dan tepat waktu
4.    Pengambilan jatah seyogyanya diambil oleh KK atau perwakilan yang sah
5.    Pembagian makanan bisa menggunakan daun, piring, kertas, atau sesuai dengan pertimbangan aman, cepat, praktis, dan sehat

Lama penyelenggaraan  :
1.    Diselenggarakan bila situasi untuk memberikan bahan mentah tidak mungkin
2.    Lamanya 1 –  3 hari untuk seluruh korban bencana
3.    Hari ke 4 – 7 pemberian dilakukan secara selektif
4.    Setelah lebih dari 7 hari diupayakan bantuan berupa bahan mentah

Kaitan Dapur Umum Dengan Standar Minimum

Standar-standar minimum ketahanan pangan, gizi, dan bantuan pangan adalah suatu pernyataan praktis dari asas-asas dan hak-hak seperti yang terkandung dalam Piagam kemanusiaan.Setiap orang berhak atas pangan yang cukup, hak ini diakui dalam Instrumen Hukum Internasional dan termasuk hal untuk terbebas dari kelaparan.

Aspek-aspek hak untuk mendapatkan kecukupan pangan tersebut di atas mencakup :
   Ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi individu, bebas dari bahan-bahan yanag merugikan, dan dapat diterima dalam suatu budaya tertentu.
   Pengan tersebut dapat dijangkau dengan cara berkesinambungan dan tidak mengganggu pemenuhan hak-hak asasi manusia lainnya

Pentingnya ketahanan pangan dalam masa bencana  :
   Ketahanan Pangan  :
Tercapai ketika semua orang dalam masa apapun mempunyai akses fisik dan ekonomis terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk dapat hidup sehat

   Penghidupan  :
Terdiri dari kemampuan, harta benda, dan aktivitas yang diperlukan untuk sarana kehidupan yang terkait dengan pertahanan hidup dan kesejahteraan di masa mendatang

   Kekurangan Gizi  :
Mencakup satu cakupan berbagai kondisi termasuk kekurangan gizi akut, kekurangan gizi kronis, dan kekurangan vitamin dan mineral.